Cari Blog Ini

Selasa, 30 Mei 2017

Peningkatan Mutu Jaringan Internet di Indonesia Untuk Pendidikan yang Lebih Baik


Peningkatan Mutu Jaringan Internet di Indonesia Untuk  Pendidikan yang Lebih Baik
By : May
1.     Penggunaan jaringan internet secara maksimal untuk pendidikan
            Sebagai warga Negara Indonesia, tentunya kita semua sudah tahu bahwa hari pendidikan senantiasa di peringati setiap tanggal 2 Mei. 2 Mei sekaligus menjadi hari lahirnya tokoh yang disebut sebagai Bapak Pendidikan Indonesia yaitu Ki Hajar Dewantara atau yang memiliki nama lahir Raden Mas Soweardi. Memperingati hari pendidikan bukan hanya sekadar berbagi ucapan selamat hari pendidikan, namun harus disertai sebuah gerakan untuk meningkatkan mutu pendidikan itu sendiri. Berbicara masalah mutu Pendidikan, Negara Indonesia kini sedang gencar-gencarnya meningkatkan mutu pendidikan, mulai dari mengubah kurikulum, menambah beasiswa, menerapkan wajib belajar dengan jangka waktu yang lebih lama, menerapkan model pembelajaran yang bervariasi dan sebagainya. Melihat pendidikan di Indonesia sekarang ini dibandingkan dengan pendidikan di tahun-tahun sebelumnya, memang mengalami beberapa perubahan yang bias dikatakan membaik. Membaik disini yaitu lebih baik dalam model pembelajaran, sistem dan tata aturan serta birokrasi yang semakin mudah. Namun apakah perubahan baik ini disertai pula dengan peningkatan sumber daya manusia pendidikan itu sendiri ?.
            Pendidikan selalu berhubungan dengan perkembangan IPTEK.Perkembangan tehnologi di Indonesia yang tengah asyik di bicarakan adalah Internet.  Tahun ini hampir semua manusia tidak buta internet, terutama dikalangan remaja, bahkan anak-anakpun yang masih mengenyam pendidikan dasar sudah banyak yang mengenal internet.. Fenomena kemajuan IPTEK ini seharusnya dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk dunia pendidikan. Namun hal  yang masih saja terjadi di Indonesia yaitu ketidak mertaaan kemudahan berinternet di seluruh tanah air Indonesia. Daerah yang sudah maju dan ramai seperti Ibu kota, kota wisata, dan kota-kota besar memang sangat mudah dan cepat dalam mengakses Internet, lalu bagaimn dengan daerah yang dikatakan pedalaman dan perbatasan ?dalam hal ini seharusnya pemerintah juga memperbaiki jaringan internet untuk srana pembelajaran. Beberapa orang mengeluhkan jaringan internet yang terkadang lemotmeyebabkan tertinggalnya beberapa informasi.
            Kemajuan dan kemudahan berinteret bukan saja mempermudah manusia dalam mendapat informasi dalam dunia pendidikan, namun juga mempermudah manusia dalam melakukan banyak hal. Seperti perdagangan yang dilakukan secara online, dapat menekan biaya distribusi, dan juga menambah keamanan dalam betransaksi. Kemudian kemudahan berinternet juga memudahkan terjadinya komunikasi anatar manusia dengan jarak yang jauh, manfaat internet juga bias dirasakan dalam birokrasi, seperti pembayaran pajak secara online. Dalam dunia pendidikan masih banyak manusia yang hawatir terhadap perkembangan  emosioanal dan jiwa sosial para pelajar. Sehingga ada beberapa orang yang tidak menyetujui pemakaian internet dikalanagn pelajar. Kembali lagi terhadap tujuan pendidikan salah satunya adalah membentuk moral baik manusia. Maka dari itu para peajara perlu dididik dan diarahkan untuk selalu menggunakan internet dalam hal positi. Banyak sekali manfaat yang bias diperoleh dalam dunia pendidikan dengan ditingkatkanya mutu jaringan internet di Indonesia, misalnya meemudahkan pelajar mencari sumber informasi melalui e-book, memudahkan pelajar dalam mengakses perpustakaan online, menambah wawasan dan pengetahuan dari jelajah online, dan masih banyak lagi. Tidak jarang ditemui sesorang yang mahir dalam menjahit,membuat masakan, atau menemukan metode baru melalui internet. Karena selain kita dapat belajar melalui internet, kita juga dapat berbagi ilmu melalui internet pula.
2.      Melakukan penghematan kertas
Sebuah pohon memerlukan waktu minimal tiga sampai empat tahun untuk dapat ditebang dan diambil kayunya. Sedangkan manusia dalam mengerjakan berbagai hal seperti belajar, membuat laporan, melakukan perdagangan, setiap saat membutuhkan kertas, entah itu sebagai pembungkus makanan, nota bukti pembayaran, tisu untuk kebersihan, kertas untuk ujian, untuk membuat laporan dan masih banyak lagi. Kita sudah mengenal bahwa bahan dasar dalam pembuatan kertas adalah kayu, namun juga ada beberapa yang menggunakan daur ulang dari kertas-kertas yang sudah tidak terpakai. Bukankah hal tersebut sangat tidak adil jika waktu tiga tahun dibandingkan dengan setiap saat. Lalu bagaimana nasib pepohonan di beberapa masa yang akan dating?. Pohon selain sebagai sumber oksigen yang merupakan kebutuhan pokok manusia, juga sebagai habitat para binatang, yang seharusnya kita jaga dan kita lestarikan.
Kertas dan penidikan memiliki keterkaitan yang amat erat, layaknya sebuah pohon jati dengan daunya. Ibaratnya pohon jati adalah sebuah penidikan yang harus berdiri tegak dan ada selama manusia masih ada, dan daun jati adalah kertasnya, dimana ia akan menggugurkan diri dikala musim kemarau datang untuk mengurangi penguapan. Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa sebuah pendidikan tidak boleh dihilangkan, sedangakan kertas-ketas penunjang pendidikan bisa dikurangi produktifitasnya. Bagaimanakah caranya? Yaitu dengan penggunaan internet secara efektif dan efisien.
Telah dijelaskan pada sub bab pertama. Indoesia saat ini bisa dikatakan sudah mulai memanfaatkan Internet dengan baik, seperti pengadaan ujian nasional secara online. Pengadaan ujian nasional secara online merupakan suatu cara untuk melakukan penghematan kertas. Ujian di sekolah-sekolah di Indoesia sangatlah banyak,bukan hanya ujian nasional, namun berupa ujian tengah semester dan ujian semester. Bisa dikatakan minimal setiap tiga bulan sekali sekolah di Indonesia mengadakan ujian. Setiap kali ujian, berapa lembar kertas yang harus digunakan, contohnya saja sebagai lembar soal, belum lembar jawaban dan lembar pengerjaan. Pasti membutuhkan banyak kertas, lebih lagi setiap tahun jumlah pelajar dan rakyat yang mengenyam pendidikan semakin banyak. Jadi semakin banyak pula menggunaan kertas di Indonesia. Semakin banyak penggunaan kertas maka semakin luas pula penebangan pohon.
Semakin efisien dalam penggunaan internet maka semakin baik pulau ntuk menjaga populasi alam di Indonesia. Karena penggunaan kertas sebagian telah dialihkan dalam layar monitor dengan bantuan jaringan internet untuk memudahkan pelajar maupun rakyat Indonesia mendapatkan informasi tanpa harus membuang-buang kertas. Sehingga sudah seharusnya pemerintah Indonesia memperhatikan kualitas jaringan internet di Indonesia, khususnya di daerah-daerah pedalaman dan perbatasan, sekali lagi untuk mutu pendidikan yang lebih baik. Dan jangan lupa bagi orang tua maupun pendidik senantiasa mengarahkan manusia terutama pelajar Indonesia dalam menggunakan internet untuk hal yang positif. 

Pelajar Zaman dahuluvs. Pelajar Saat ini
By : Mayrinda E.D
1.     1.  Sarana dan Fasilitas
Pelajar di era modern saat ini sudah sangat dimudahkan dengan segala fasilitas yang sudah disiapkan dan tinggal pakai. Contoh kecil yang sangat menonjol saat ini adalah, adanya cleaning service disetiap sekolah sehingga pembagian jadwal piket kelas ditiadakan. Memang tujuanya untuk meningkatakan konsentrasi siswa dalam belajar. Satu sisi mereka lebih nyaman dengan keadaan kelas yang sudah bersih tanpa harus menyapunya terlebih dahulu, disisi lain mereka telah kehilangan satu bagian manajemen jadwal piket mingguan. Ya, dewasa ini baik pemerintah maupun pihak sekolah senantiasa meningkatkan kualitas pendidikan dan sarana-prasarana. Namun apa yang menonjol dari semakin baiknya sara sekolah, yaitu sikap siswa yang acuh-takacauh, tidak memiliki kepedulian pada lingkungan, bahkan rasa senasib dan seperjuangan antar siswa yang saling menuntut ilmu pun hilang. Dapat dibuktikan dengan maraknya video pertikaian antar pelajar, bahkan seorang siswa berani menjebloskan gurunya kedalam penjara. Memang tidak semua siswa berbuat sedemikian, adapula siswa yang mampu meraih juara hingga kancah internasional, menemukan tenaga pembaharu, dan sebagainya.
Melakukan suatu langkah perubahan selalu diikuti oleh rasa dilema antara baik dan buruknya sebuah tindakan. Mengapa pelajar zaman dahulu dengan fasilitas sekolah yang serba pas-pasan dan apa adanya justru terbentuk rasa kepedulian yang tinggi antar sesama nya, dan mengapa pelajar sekarang dengan segala fasilitas yang serba ada dan serba mudah justru memiliki rasa individualistis dan apatis yang lumayan tinggi. Jika ditinjau, diatahun 1900 an siswa putus sekolah dikarenakan keterbatasan biaya, dikarenakan sakit, ataupun dipaksa menikah oleh orang tuanya. Namun siswa yang putus sekolah di era sekarang ini kebanyakan karena hamil diluar nikah, karena ksus kriminal, bahkan ada pula alasan kerena malas pergi ke sekolah. Dari sini terlihat perbedaan moral siswa zaman dahulu dengan sekarang ini. Seharusnya di masa sekarang siswa tidak lagi memiliki alasan untuk tidak melanjutkan sekolah memenuhi batasan wajib belajar, dimana biaya sekolah yang digeratiskan dan tersedianya beasiswa yang melimpah. Sarana dan prasarana pun juga semakin baik. Berbeda dengan zaman dahulu, untuk membeli seragam pun sangat sulit, sehingga mereka memakai seagam bekas saudaranya atauapun bekas tetangganya.
2.    2.   Keseharian
Keseharian hidup pelajar zaman dahulu dengan zaman sekarang tentunya sudah sangat berbeda. Mereka yang hanya makan nasi dengan tempe tahu setiap harinya sudah berbeda dengan mereka yang gizi harinaya terpenuhi. Zaman dahulu anak kecil tidak terlalu diperhatikan pola makan dan kesehatanya, dan saat ini banyak Posyandu yang memperhatikan pola makan balitanya, imunisasi wajib, bahkan mereka menyediakan susu geratis setiap bulanya. Keterbatasan hidup siswa zaman dahulu membuat mereka hanya mengenal orang-orang yang hidup berdekatan diantara mereka, belum ada jaringan internet yang membuat mereka mengenal manusia di belahan dunia lain, sehingga tak heran jika manusia zaman itu masih bersikap kedaerahan, tertutup dan feodalis. Berbeda dengan siswa zaman sekarang yang sudah mengenal gadget, internet dan sosmed, dunia terasa terbalik, mereka tertutup dan terkesan individualis dengan orang-orang disekitarnya, mereka lebih memilih berteman di jejaring sosial dan dunia maya. Pemikiran mereka lebih terbuka dengan wawasan yang lebih luas.
           Sepulang sekolah kebanyakan pelajar zaman dahulu, dalam hal ini pelajar yang masih duduk di bangku sekolah dasar dan menengah, bermain dengan temannya, seperti permainan petak umpet, gedrik, kelereng, beteng, lompat tali dan masih banyak lagi. Mereka bermain di sekitar rumah mereka, di swah, di pinggiran sungai, mereka bermain secara berkelompok sehingga diantara mereka tumbuh rasa persaudaraan yang kuat. Biasanya hal seperti ini membuat mereka bersahabat hingga mereka tua. Berbeda hal dengan pelajar sekarang, dimana permainan tradisional sudah mulai pudar bahkan tidak pernah dimainkan. Sepulang sekolah mereka banyak ditemui di warung kopi untuk mendapaktan Wi-Fi geratis, atau hanya nongkrong selama berjam-jam disana. Permaianan mereka bukan lagi permainan berkelompok, permainan mereka sudah tertampug dalam satu wadah yang disebut sebagai gadged. Mereka tidak memerlukan orang lain untuk menjadi lawan mainya, hal ini lah yang menciptakan pelajar zaman sekarang menjadi mansia individualistis.
3.      3. Perilaku Siswa
Pengaruh dari globalisasi dan mudahnya budaya berkakulturasi turut mendorong dan menciptakan perubahan perilaku pada siswa. Cepat atau lambat pengaruh budaya tersebut, perilaku siswa pada zaman dahulu dan sekarang sudah jauh berbeda. Zaman dahulu guru merupakan sosok yang sangat dihormati bahkan ditakuti, segala perintahnya senantiasa dilaksanakan,dan mereka akan jera apabilasudah mendapatkan sekali hukuman. Berbeda dengan zaman sekarang yang muncul diberbagai berita, adanya sorang siswa yang memasukangurunya ke penjara, dan pembunuhan dosen oleh mahasiswanya. Terkadang kemajuan kebudayaan membawa dampak negatif dan positif. Kebiasaan nyata siswa zaman dahulu ialah, ketika guru masuk kelas, maka ketua kelas akan memimpin seluruh anggotanya untuk melakukan  penghormatan dan salam kepada guru, yang kemudian dilanjutkan dengan berdoa. Namun kebudayaan tersebut rupanya mulai jarang ditemui sekarang ini, tak banyak yang tetap bermain hp dan asyik ngobrol bersama temanya tatkala guru memasuki ruang kelas. Jika diluar kelas ketika bertemu dengan guru, siswa zaman dahulu mengucapkan salam dan berjabat tangan dengan gurunya, dan yang terjadi sekarang mungkin hanyalah seorang siswa yang ketika bertemu gurunya hanya tersenyum tanpa berjabat tangan denganya, bahkan terkadang mereka tidak tahu siapa nama gurunya.
Rasa kepedulian siswa zaman dahulu dengan zaman sekarang pun juga sangat berbeda. Siswa zaman dahulu apabila ada gurunya yang sakit atau temanya, mereka akan bersama-sama datang utuk menjenguk nya, mereka akan mengumpulkan uang iuran seihklasnya dan membawakan roti untuk orang yang dijenguknya. Mereka menggap guru adalah orantua mereka , sehingga mereka senantiasa menghormati dan menyayangi guru mereka meskipun terkadang guru tersebut keras, siswa zaman dahulu menganggap hukuman sebagai konsekuensi dari kesalah yang telah mereka perbuat, sehingga kedepanya mereka akan mengingat kesalahanya dan tidak akan mengulanginya lagi. Sedangkan rasa kepedulian siswa zaman sekarang sudah muali pudar, tatkala guru mereka sakit atau teman mereka sakit, mereka menunggu sampai batas tiga hari untuk menjenguknya, itupun kalau mereka bersedia, ada pula dengan alasan jarak tempat tinggal yang jauh mereka enggan untuk menjenguk, padahal sarana transportasi saat ini sudah sangat mudah untuk dijangkau. Mereka menganggap guru adalah teman mereka, buakn orangtua mereka, ada juga yang memanggil gurunya dengan nama yang tidak sewajarnya dipakai oleh siswa kepada gurunya, bahkan saat mereka berbicara dengan sesama temanya, mereka tak segan-segan mengatai guru tersebut. Kebanyakan siswa zaman sekarang akan mengeluh dan menggerutu secara terang-terangan apabila diberi tugas yang banyak oleh guru, bahkan mereka tidak malu jika belum mengerjakan tugas. Mereka menganggap hukuman adalah hal biasa, bahkan ada yang berani menentang hukuman tersebut, tak heran jika guru saat ini mengalami kebimbangan akan hukuman dan peraturan yang berlebihan , sehingga guru cenderung membiarkan muridnya ketika berbuat yang kuang benar.
Munculnya sikap negatif pada murid saat ini bukan hanya ditimbulkan oleh diri mereka sendiri, kurangnya keteladanan guru dalam mendidik muridnya juga bisa menjadi faktor pembentukan moral yang buruk. Saat guru melarang muridnya untuk merokok justru guru tersebut merokok, murid dilarang mencontok justr guru memberitahu, dan masih banyak lagi. Sikap guru yang takut kepada orangtua murid pun juga bisa menjadi penyebabnya, terutama saat di sekolah swasta dengan biaya pendidikan yang mahal, murid dianggap sebagai nasabah bank yang haus dihormati dan dilayanai.
Sungguh sangat disayangkan apabila kebudayaan dan kebiasaan baik di Indonesia justru hilang dan digantikan dengan kebudayaan barat yang justru dipandang negatif oleh kebanyakan orang. Sangat disayangkan jika Indonesia yang terkenal karena sifat ramah harus hilang dan beganti dengan sikap angkuh. Sangat tidak adil rasanya negara yang berpedoman gotong-royong yang telah dicetuskan Ir.Soekarno harus luntur dan pudar oleh budaya baru. Sebagai seseorang yang ikut ambil alih dalam pendidikan marilah menumbuhkan sikap yang mencirikan Negara tercina, Indoneisa, yang memiliki rasa peduli dan tanggungjawab yang tinggi.

用印尼语和中文描述玛琅市 DESKRIPSI KOTA MALANG MENGGUNAKAN BAHASA INDONESIA-CINA/MANDARIN

  玛琅市 玛琅是东爪哇省继泗水之后的大城市 .  东爪哇是炎热干旱地区,但与玛琅市不同 .   玛琅是一座四面环山的城市。玛琅的山区地理使这座城市的特点是空气凉爽,气候比较冷。 玛琅通常被称为旅游城市,因为在那儿有很多旅游地方。玛琅市有多种类型的旅游业,包括农业旅游、生态旅游等...